Sudah bukan rahasia jika cloud computing menjadi salah satu teknologi yang mampu menghadirkan fleksibilitas dan efisiensi yang lebih baik bagi bisnis seiring mereka terus tumbuh dan memenuhi berbagai jenis kebutuhan pelanggannya. Cloud menyediakan kebutuhan tak cuma bagi infrastruktur, tetapi juga untuk software dan platform dalam memenuhi persyaratan menjadi sebuah perusahaan dengan performa optimal. Namun, ternyata masih banyak bisnis yang ragu dalam mengadopsi model mana yang paling ideal untuk mereka, public atau private cloud.?
Jawabannya, kenapa tidak menggabungkan keduanya? Ya, jika memang ingin menggabungkan kedua jenis cloud ini, bisnis dapat mengadopsi hybrid cloud. Pada konsepnya, hybrid cloud menjadi jenis terobosan yang dapat mengatasi beberapa permasalahan dalam mengadopsi cloud, seperti masalah keamanan dan biaya.
Bahkan, menurut riset IBM Institute for Business Value bertajuk “The Hybrid Cloud Platform Advantage: A Guiding Star to Enterprise Transformation in Indonesia”, adopsi hybrid cloud di Indonesia semakin besar karena diyakini akan mendorong transformasi perusahaan serta membuka peluang baru untuk mereka dalam meningkatkan nilai bisnis.
Dengan semakin berkembangnya penerapan hybrid cloud di berbagai bisnis, sudah pasti jalan masa depan teknologi ini akan terbuka lebar. Untuk pemaparan lengkapnya, baca di artikel berikut ini.
Adopsi Hybrid Cloud Besar-besaran Sejak 2020
dopsi hybrid cloud secara masif sebetulnya sudah berlangsung sejak 2020. Menurut Gartner, lebih dari 90 persen bisnis telah memantapkan langkah mereka dengan mengadopsi infrastruktur hybrid cloud selama dua tahun terakhir.
Namun ke depannya, peran teknologi akan semakin besar dalam menjadi faktor utama evolusi hybrid cloud. Integrasi komponen seperti otomatisasi, machine learning dan kecerdasan buatan ke platform cloud akan mempengaruhi tak cuma ke deployment teknologi dan layanan baru, tetapi juga strategi terkait bagaimana lingkungan hybrid cloud dikelola bisnis.
Lebih lanjut, kolaborasi antar vendor juga akan terjadi pada tren hybrid cloud di masa depan. Kolaborasi ini bahkan sudah memperlihatkan wujudnya di masa sekarang, seperti program Cloud Solution Provider dari Microsoft dan jaringan AWS Partner.
Peluang Investasi pada Hybrid Cloud di Indonesia
Dengan melihat besarnya jumlah adopsi hybrid cloud, bukan tidak mungkin peluang untuk berinvestasi di teknologi ini semakin terbuka lebar. Proyeksi tersebut tertuang dalam laporan IBM Institute for Business Value, yang mengungkapkan bahwa akan semakin banyak pelaku bisnis di Indonesia yang berinvestasi pada platform hybrid cloud dalam tiga tahun ke depan.
Menurut responden dari survei laporan tersebut, sekitar 16 persen dari pengeluaran IT bisnis dialokasikan untuk cloud. Bisnis berencana akan meningkatkan alokasi pengeluaran hybrid cloud dari 51 persen yang ada saat ini, menjadi 57 persen pada 2023. Selain itu, laporan serupa juga membeberkan bahwa responden mengakui telah mendapatkan Return on Investment (ROI) dalam mengadopsi hybrid cloud. Menurut pernyataan mereka, nilai bisnis yang dihasilkan dari model hybrid cloud bisa mencapai 2,5 kali lebih besar ketimbang nilai yang dihasilkan dari pemanfaatan solusi single cloud.
Temuan Menarik Lain Tentang Tren Hybrid Cloud
Di sisi lain, NetApp dalam laporan terbarunya mengungkap masa depan hybrid cloud akan berfokus pada tiga hal. Laporan tersebut, mensurvei 79 perusahaan di seluruh dunia yang telah men-deploy atau berencana untuk menggunakan arsitektur hybrid cloud. Simak ketiga temuan menarik hybrid cloud berikut ini.
Hybrid Cloud Dukung Peningkatan Masif
Setengah dari responden yang disurvei berkata bahwa rencana mereka untuk beroperasi di lingkungan hybrid cloud adalah ingin mendapatkan kemampuan untuk membaca peluang yang lebih jelas di masa depan. Para responden ini mencatat beberapa hal yang mereka harapkan bisa dapatkan ketika bermigrasi ke hybrid cloud.
–Inovasi lebih cepat (26 persen).
-Respons ke pelanggan yang lebih meningkat (25 persen).
-Kolaborasi yang lebih berkembang (22 persen).
Hybrid Cloud Fleksibel dalam Beradaptasi
Sekitar 27 persen dari responden mengungkapkan salah satu alasan mereka beralih ke hybrid cloud, yakni untuk meningkatkan penskalaan dan fleksibilitas infrastruktur. Menurut mereka, desain arsitektur hybrid cloud membantu tim IT lebih fleksibel dalam beradaptasi, sehingga mereka mampu mendapatkan akses ke teknologi yang ditawarkan public cloud sambil memanfaatkan sistem legacy yang berjalan di on-premise. Tak cuma itu, 21 persen responden lain berkata mereka membutuhkan hybrid cloud untuk mengoptimalkan biaya, dan 13 persen sisanya membutuhkan solusi ini untuk mengoptimalkan data accessibility.
Hybrid Cloud Optimalkan Perlindungan Data
Perlindungan data termasuk disaster recovery, backup dan archiving adalah use case hybrid cloud terbanyak pilihan responden (29 persen), yang mengungkap bahwa mereka memanfaatkan solusi ini untuk mengoptimalkan data protection dalam jangka waktu 24 bulan.
Namun, 20 persen responden lain mengatakan mereka juga memanfaatkan hybrid cloud untuk use case seperti produksi yang mengintegrasikan on-premise serta cloud resource untuk mendukung produksi hybrid workload yang sama.
Baca Juga: Wajib Tahu, ini Manfaat Hybrid Cloud untuk Bisnis Anda
Mulai Perjalanan Hybrid Cloud Anda Bersama CTI Group
Terlepas model atau vendor mana yang menghadirkan solusi hybrid cloud yang ideal, teknologi hybrid cloud akan berfokus sepenuhnya pada outcome perusahaan. Ini artinya, penting bagi perusahaan Anda untuk memilih vendor penyedia solusi hybrid cloud yang andal.
Dalam hal ini, CTI Group siap membantu Anda untuk adopsi berbagai jenis teknologi hybrid cloud dari 13 subsidiari kami, lengkap dengan lebih 100 brand IT kelas dunia, serta dukungan lebih dari 250 engineer tersertifikasi berpengalaman yang siap membantu implementasi solusi kemanan IT Anda berjalan optimal dan lancar selama 24/7. Untuk informasi lengkap tentang CTI Group, hubungi kami di marketing@computradetech.com.