Sesi diskusi panel Virtus Showcase 2022

Sejauh Mana Adopsi Edge Computing dan Distributed Enterprise di Sektor Perbankan dan Logistik?

Author:

Edge computing menjadi teknologi baru yang menjadi pendekatan penting untuk diterapkan oleh bisnis di era new normal. Di sisi lain, teknologi ini juga menjadi tantangan untuk menyederhanakan sistem operasional yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. 

Gartner memprediksi jumlah perangkat dan teknologi edge computing akan meningkat sebanyak tiga kali lipat antara 2020 hingga 2030. Dengan kata lain, tren edge computing akan semakin banyak diadopsi oleh perusahaan, mengingat saat ini sekitar 10 persen data yang diproduksi bisnis telah diproses di luar data center dan cloud tradisional yang terpusat. 

Dalam sesi panel diskusi interaktif, edge computing dan distributed enterprise menjadi topik utama yang dikupas tuntas dalam gelaran tahunan Virtus Showcase 2022 di Hotel Mulia, Jakarta pada Kamis, 15 September 2022 lalu. Cek selengkapnya bagaimana perusahaan dari berbagai sektor mengupas seluk beluk adopsi edge computing dan distributed enterprise pada artikel ini. 

Implementasi Edge Computing di Sektor Finansial

Menurut Amirul Wicaksono, Direktur IT dan Operasional Bank DKI, edge computing memiliki korelasi erat di industri finansial, khususnya perbankan. Seperti diketahui, sektor finansial yang banyak menangani transaksi pembayaran didorong untuk melangkah ke arah digital banking dengan disokong teknologi yang terus lebih maju dan berkembang. 

“Jika sekitar 20 tahun lalu industri perbankan menggunakan teknologi yang memanfaatkan SMS yakni SMS banking, kini di era BYOD juga seperti itu. Ke depan, semua akan (menuju) ke perangkat smartphone, nasabah bisa menggunakan perangkat yang sudah ada sehingga industri perbankan lewat strategi pembayaran nantinya membuat bertemu dengan nasabah tidak perlu dilakukan,” jelas Amirul. 

Penerapan edge computing bagi Bank DKI, lanjutnya, dilakukan dengan memanfaatkan agen bank yang menggunakan device M-Post untuk recite data yang ada untuk terkoneksi dengan teknologi yang sekarang digunakan. 

“Untuk orang dengan literasi dan inklusi keuangan yang belum ada, kami menggunan edge computing di M-Pos. Di Bank DKI, hampir 20 persen CAPEX dan OPEX kami untuk belanja teknolgi,” ujarnya menambahkan. 

Amirul menerangkan bahwa edge computing sejatinya tidak berbeda jauh dengan teknologi yang sudah ada dengan eksekusi yang sudah lama diimplementasikan, hanya bentuknya saja yang sudah berbeda. Tren ke depan di industri perbankan tentu tak jauh dari inovasi dan kolaborasi untuk memudahkan perjalanan transaksi yang berbasis smartphone sehingga tidak perlu lagi tapping menggunakan kartu fisik. 

“Di industri bank atau finansial itu, kompetisi itu bagai kolaborasi. Suatu saat kalau sudah ada pen banking, kompetisi sekaligus kolaborasi perbankan akan semakin keren karena memberikan kemudahan tetapi tetap menjamin keamanan transaksi nasabah,” ucapnya. 

Baca Juga: Edge Computing dan Distributed Enterprise Gali Potensi Besar untuk Berbagai Industri 

Tantangan Adopsi Distributed Enterprise untuk Industri Logistik

Booming marketplace dan peralihan kebiasaan untuk belanja online turut mendorong industri logistik memastikan operasi pengiriman berjalan responsid dan gesit. Andries Indrajaya selaku VP of Technology PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) mengakui bahwa sektor logistik merasakan implementasi distributed enterprise sehingga pengiriman lebih gesit. Selain memastikan operasional logistik, menurutnya sektor logistik juga dituntut untuk menjamin keamanan data pelanggan di semua kantor cabang. 

“Banyak agen JNE yang berada di lokasi yang sulit dijangkau infrastruktur, bahkan sinyal 3G dan 4G pun susah. Kondisi ini menuntut kami untuk menggunakan teknlogi yang dibangun sendiri agar bisa menyimpan data dengan baik dan push data ke kantor pusat,” pungkasnya. 

Bukan tanpa alasan, Andries mengatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk menggunakan teknologi tersebut karena tren belanja online turut berimbas pada bisnis ekspedisi. Industri ekspedisi dituntut untuk selalu update proses pengiriman agar customer bisa mendapatkan info terkini mengenai kebradaan barangnya. 

“Sebanarnya, ini tantangan juga bagi industri lain untuk bisa memberikan info ter-update kepada customer. Adanya marketplace membuat orang sering melihat tracking status pengiriman barang,” jelasnya. 

“Sadar jika rangkaian proses ini cukup rumit, kami kemudian bekerja sama dengan penyedia infrastruktur untuk mengembangkan inovasi teknologi sendiri yang bisa dipakai di lingkungan on-premise dan multi-cloud serta multi-data center.” 

Sadar jika rangkaian proses infratruktur yang dibutuhkan cukup rumit, JNE bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengembangkan inovasi teknologi yang bisa dipakai di lingkungan on-premise, multi-cloud, dan multi-data center. Menurut Andries, inovasi tersebut dilakukan dimulai dari existing data center lantaran pihaknya merasa data center yang dimiliki tidak cukup karena kerap terjadi interkoneksi dengan data center lain. 

“Itulah mengapa kami mengadopsi teknologi distributed enterprise karena yang terhubung saat ini semua ada di cloud dan membutuhkan respons cepat untuk menyampaikan informasi. Kalau cuma mengandalkan data center tentu kecepatannya (pengiriman info dan update status) kurang sesuai dengan SLA yang kami janjikan,” paparnya. 

Erwin Yusra, Country Data Center Sales Lead, Indonesia, Dell Technologies
Erwin Yusran, Country Data Center Sales Lead, Indonesia, Dell Technologies di gelaran VSC 2022

Peluang Edge Computing untuk Perusahaan di Berbagai Sektor 

Teknologi edge computing yang memungkinkan perusahaan untuk membuat kustomisasi sesuai kebutuhan dan sistem otomatisasi yang memberi kemudahan tentu menjadi nilai tambah bagi adopsinya di berbagai sektor bisnis. Kemampuannya menyederhanakan proses lewat otomatisasi akan mempermudah pelaku bisnis untuk fokus pada pengembangan usaha. 

Merespons peluang tersebut, Erwin Yusran selaku Country Data Center Sales Lead, Indonesia, Dell Technologies, mengatakan bahwa ke depannya akan lebih banyak investasi software dan hardware untuk aplikasi dan use case baru di edge karena lebih dekat ke user atau sumber data. 

Approach kami balik lagi karena semua itu relatif sesuai kebutuhan industri, beda kebutuhan dan challenge unik. Perubahan tren tren yang signifikan dari sebelumnya data center heavy ke distributed enterprise tentu menantang, sekaligus memberi kesempatan besar,” ucap Erwin. 

Menurutnya, tren edge computing dan distributed enterprise mendorong semua vendor untuk memahami bahwa masing-masing customer dari berbagai industri memiliki tantangan tersendiri. 

“Tugas provider untuk memberikan solusi terbaik karena opsi customer diuntungkan dengan adanya solusi yang lebih dekat sesuai kebutuhan mereka,” ujarnya menambahkan.

Senada dengan Erwin, Chun Wui, Senior Manager Solution Engineering VMware mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan solusi agar customer bisa membangun jaringan infrastruktur yang mudah dan simpel. 

“Intinya kami fokus bukan membangun jaringan, tapi kami membuatnya menjadi pintar, sesederhana mungkin, otomatis, dan mudah. Dengan begitu, costumer dapat fokus ke core bisnis dan tidak lagi urus jaringan,” ucapnya. 

Baca Juga: CTI IT Infrastructure Summit 2022 Bahas Connected Enterprise dan Response Terhadap Dinamika Bisnis 

Sekilas Virtus Showcase 2022

Virtus Showcase 2022 menghadirkan beberapa pembicara ahli, mulai dari Stephanus Oscar, selaku CEO EDGE DC Indonesia sebagai keynote speaker yang membagikan manfaat serta inovasi terkait teknologi edge computing, Erwin Yusran, Country Data Center Sales Lead, Indonesia, Dell Technologies, serta Chun Wui sebagai Senior Manager Solution Engineering VMware. 

 Pada sesi panel diskusi interaktif, turut hadir dari pelaku industri seperti Amirul Wicaksono selaku Direktur IT dan Operasional Bank DKI, dan Andries Indrajaya sebagai Vice President of Technology PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang membahas lebih dalam pengalaman terkait implementasi teknologi edge computing dan tantangan serta peluang distributed enterprise di Indonesia. 

Virtus Showcase 2022 juga didukung oleh brand perusahaan IT terkemuka di dunia seperti VMware, Dell Technologies, Huawei, Trend Micro, Red Hat, Arista, Palo Alto, dan Yugabyte. 

Penulis: Ervina Anggraini 

Content Writer CTI Group

Share On :

Berita Terbaru

Terima kasih telah berlangganan newsletter kami

Anda akan menerima informasi terbaru dari perusahaan kami