Tren keamanan siber terus berkembang seiring meningkatnya kompleksitas ancaman. Menjelang akhir 2023, perhatian terhadap keamanan siber menjadi semakin mendesak. Forbes memperkirakan kerugian ekonomi global akibat serangan siber mencapai US$10,5 triliun, menegaskan urgensi perlunya fokus pada keamanan siber sebagai prioritas strategis bagi individu, bisnis, dan pemerintahan.
Lantas apa saja yang akan menjadi tren keamanan siber pada tahun 2024. Simak penjabaran lengkapnya sebagai berikut.
Apa itu Keamanan Siber?
Merujuk pada penjelasan National Cyber Security Center (NCSC), keamanan siber adalah cara bagaimana organisasi dan individu mengurangi risiko serangan siber. Sesuai namanya, salah satu fungsi utama keamanan siber yakni untuk melindungi perangkat, layanan, dan sistem yang digunakan secara online dari berbagai kerusakan dan potensi pencurian.
Keamanan siber juga mengacu pada upaya pencegahan akses tidak resmi terhadap sebagian besar informasi pribadi yang tersimpan dalam perangkat dan di akun atau layanan online. Keamanan siber menjadi pendekatan penting di era digital karena perangkat seperti ponsel, komputer, dan laptop selalu terhubung ke internet untuk berbelanja, bekerja, hingga mengakses akun perbankan dan email untuk mencegah dari aksi kesajahatan siber yang dapat mencuri hingga mengunci akses terhadap data, akun, dan perangkat Anda.
Strategi keamanan siber yang andal dapat memberikan postur keamanan yang lebih baik terhadap aksi serangan yang dirancang untuk mengakses, mengubah, menghapus, menghancurkan, mencuri, hingga memeras pemilik sistem dan data sensitif. Keamanan siber berperan penting untuk mencegah serangan yang bertujuan menonaktifkan atau mengganggu operasional sistem atau perangkat.
Meningkatnya ancaman siber turut menyadarkan perusahaan dan lembaga pemerintahan untuk lebih mewaspadai tren keamanan siber yang berkembang setiap tahunnya.
Tren Keamanan Siber di 2024
Dilansir dari berbagai sumber, ada sejumlah tren keamanan siber pada 2024 yang patut diwaspadai oleh semua kalangan. Berikut beberapa tren keamanan siber tersebut.
Evolusi Ransomware
Serangan ransomware ke depannya akan semakin berevolusi dengan tebusan yang diminta pun kian mahal. Pada 2024, antisipasi penyerang yang menyasar jenis korban baru dengan menggunakan teknik baru untuk terhindar dari deteksi. Untuk itu, dibutuhkan kemampuan untuk mengembangkan rencana ransomware akan semakin tangguh, terlebih di tengah gempuran teknologi deepfake yang dapat dengan mudah digunakan untuk menyamar sebagai orang lain dan mencuri hingga menyandera data sensitif perusahaan.
Arsitektur Zero Trust
Jika awalnya konsep zero trust muncul di tengah kompleksnya sistem dan keamanan yang diintegrasikan ke dalam strategi bisnis, maka adaptasi ke depannya akan semakin luas. Berkembangnya lanskap ancaman siber membuat prinsip zero trust tak sekadar pada jaringan perusahaan, tapi mencakup ekosistem pekerja remote, organisasi partner, dan perangkat IoT. Zero trust akan beralih dari model keamanan jaringan teknis menjadi sesuatu yang adaptif dan holistik, berkat autentikasi real-time dan monitoring aktivitas yang didukung AI secara berkelanjutan.
AI sebagai Pisau Bermata Dua
AI yang kian digandrungi oleh banyak kalangan, tak ubahnya pisau bermata dua. Selain memudahkan produktivitas, AI juga dapat menimbulkan bahaya jika disalahgunakan. Pelaku kejahatan siber diperkirakan akan semakin banyak yang menggunakan AI untuk mengotomatiskan serangan siber berskala masif, merancang kampanye email phishing yang bersifat duplikasi, dan mengembangkan konten palsu dengan akurasi tinggi. Taktik berbahaya lain menggunakan model AI diperkirakan mendapatkan momentum sehingga berpotensi membuat perusahaan secara tidak sengaja memberikan data sensitif kepada pihak yang tidak dapat dipercaya. Selain itu, GenAI juga dibayangi aksi penipuan di mana karyawan seara diam-diam menggunakan AI tanpa pengawasan atau persetujuan perusahaan untuk membocorkan data sensitif, hingga menyusupi akun yang memiliki hak istimewa.
Keamanan Cloud
Meningkatnya kebutuhan penggunaan layanan dan penyimpanan data di cloud turut meningkatkan kebutuhan akan keamanan cloud. Laporan terbaru yang dirilis Arrow Communications memprediksi pasar keamanan cloud akan mencapai US$12 miliar pada 2024. Kebutuhan akan penggunaan cloud turut meningkatkan kesadaran terhadap keamanan data dan layanan di dalamnya. Tak mengherankan jika ahli keamanan cloud yang bersertifikat akan semakin dibutuhkan oleh perusahaan dan instansi pemerintah.
Serangan Siber Terhadap Perangkat IoT
IoT yang digunakan hampir di semua bidang oleh semua industri tentu memudahkan proses kerja dan meningkatkan produktivitas. Hanya saja, semakin banyak perangkat IoT juga meningkatkan potensi kejahatan siber. Risiko yang ditimbulkan oleh pekerja yang terhubung atau berbagi data melalui perangkat yang tidak diamankan akan terus menjadi ancaman. Perangkat IoT umumnya dirancang untuk kemudahan dan kenyamanan saat digunakan, tetap kerap mengabaikan aspek keamanan. Perangkat rumah tangga berbasis IoT merupakan salah satu yang paling berisiko tinggi karena lemahnya protokol keamanan dan penggunaan password. Faktanya, industri secara umum masih menunda penerapan standar keamanan IoT, meskipun sadar terhadap aspek keretanan yang sudah menjadi isu bertahun-tahun.
Kesiapan Organisasi Terkait Keamanan Siber di 2024
Untuk memastikan perusahaan dan instansi Anda memiliki kesiapan memadai di tengah gempuran tren keamanan siber, ada empat hal yang perlu diperhatikan. Keempat hal ini merupakan bagian dari kesiapan perusahaan agar tidak menjadi korban serangan siber. Apa saja keempat hal tersebut?
1. Keamanan Berlapis
Menerapkan sistem keamanan berlapis menjadi salah satu cara utama memastikan sistem, layanan, dan aplikasi bisnis selalu aman dari berbagai ancaman siber. Sertakan fitur identifikator seperti sistem Multi-Factor Authentication (MFA) atau Two-Factor Authentication (2FA) untuk meningkatkan keamanan bisnis.
2. Update System dan Patch secara Rutin
Pastikan semua sistem bisnis selalu update ke versi terbaru untuk memastikan tidak ada celah keamanan yang dapat disalahgunakan oleh penjahat siber. Anda dapat menerapkan sistem auto-update agar tidak ada fitur dan sistem keamanan yang tertinggal saat melindungi bisnis.
3. Training Cybersecurity untuk Karyawan
Salah satu celah yang kerap tidak disadari adalah peran pihak internal yang dapat meningkatkan kerentanan keamanan siber. Pastikan seluruh karyawan, mulai dari level staf hingga decision maker mendapatkan pelatihan mengenai cybersecurity untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman siber bagi bisnis.
4. SOC atau MSSP
Security Operations Center (SOC) dan Managed Security Service Provider (MSSP) merupakan opsi yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan dalam meningkatkan kesiapan menghadapi tren keamanan siber yang terus meningkat. Cek perbedaan antara keduanya dalam penjelasan singkat berikut.
SOC
SOC adalah tim yang bertanggung jawab untuk memantau, mengelola, dan mengamankan operasional keamanan siber perusahaan. Di sini tersimpan semua data terkait insiden, hasil analisis, dan proses yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti firewall, sistem IDS/IPS, software antivirus, dan tool jaringan lain yang memantau berbagai aspek jaringan seperti port atau layanan lainnya. SOC bertugas untuk memantau sekaligus menganalisa sumber-sumber tersebut di setiap aktivitas mencurigakan yang dapat mengindikasikan adanya ancaman, serangan, atau upaya pembobolan oleh hacker atau infeksi malware.
MSSP
MSSP merupakan perusahaan pihak ketiga yang menyediakan layanan keamanan untuk membantu bisnis melindungi dari ancaman siber. MSSP umumnya menyediakan software dan layanan yang menjaga keamanan data perusahaan dan membangun jaringan pakar keamanan untuk merespons berbagai ancaman serangan. Jika dibandingkan dengan SOC yang merupakan tim eksternal, maka MSSP merupakan tim eksternal yang ditugaskan untuk mengamankan lingkungan siber suatu perusahaan. Tugas MSSP tak jauh berbeda dengan SOC, yakni memantau dan melakukan manajemen keamanan siber, termasuk memblokir virus dan spam, mendeteksi intrusi, firewall, dan manajemen VPN. MSSP juga bertanggung jawab untuk melakukan perubahan dan upgrade sistem, hingga melakukan modifikasi.
Untuk memastikan perusahaan dan instansi Anda memiliki kesiapan dalam menghadapi tren keamanan siber, CTI Group menawarkan rangkaian solusi digital yang dapat meningkatkan kemampuan menghalau berbagai ancaman. CTI Group sebagai penyedia solusi cloud dan digital solution distributor terbesar di Indonesia hadir untuk memenuhi kebutuhan layanan keamanan siber yang efektif dan efisien bagi bisnis Anda.
CTI Group sebagai Perusahaan IT Terbesar di Indonesia
Kini saat yang tepat untuk perusahaan dan instansi Anda untuk meningkatkan keamanan siber . Dapatkan rangkaian solusi keamanan siber sesuai kebutuhan organisasi Anda dan update informasi terkini mengenai beragam teknologi dari CTI Group.
Dengan didukung lebih dari 250 engineer berpengalaman dan bersertifikat, lebih dari 100 brand IT global dari 11 subsidiari, CTI Group memastikan bisnis Anda memiliki keamanan siber yang lebih andal. CTI Group memastikan bisnis Anda berjalan optimal dan tetap aman dari berbagai ancaman siber. Untuk informasi lebih lanjut mengenai rangkaian solusi keamanan siber kami, hubungi laman berikut ini.