6 langkah melindungi bisnis dari data breach

6 Langkah Proaktif Lindungi Bisnis dari Data Breach dan Ransomware

Author:

Data breach adalah ancaman serius bagi bisnis di era digital ini. Selain kerugian finansial, reputasi perusahaan, dan tergerusnya kepercayaan pelanggan, kebocoran data kini juga memiliki konsekuensi hukum dan denda.   

Sesuai dengan namanya, kebocoran data atau data breach merujuk pada situasi data berharga terekspos atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Perlu diketahui bahwa data yang berhasil dicuri oleh peretas seringkali digunakan untuk melancarkan serangan berbasis social engineering, seperti email phishing. Selain itu, kredensial pengguna yang dicuri bisa dijual di dark web. 

Dengan meningkatnya kompleksitas serangan siber, bisnis harus mengambil langkah proaktif untuk melindungi data mereka dari potensi pelanggaran terhadap data tersebut. Artikel ini akan membahas cara mencegah data breach termasuk mempelajari penyebab terjadinya kebocoran data sebagai langkah awal untuk menjaga bisnis tetap aman dari berbagai ancaman siber. 

 

Apa itu Data Breach? 

Pelanggaran data atau data breach adalah insiden keamanan di mana pihak yang tidak berwenang mengakses informasi sensitif atau rahasia. Informasi ini bisa berupa data pribadi seperti nomor jaminan sosial, nomor rekening bank, dan data kesehatan, maupun data perusahaan seperti catatan pelanggan, kekayaan intelektual, hingga informasi keuangan. 

Istilah data breach sering disamakan dengan serangan siber, tetapi tidak semua serangan siber merupakan pelanggaran data. Pelanggaran data hanya terjadi jika seseorang memperoleh akses tidak sah ke data. 

Sebagai contoh, serangan denial-of-service (DDoS) yang membuat situs web tidak dapat diakses bukan termasuk data breach. Namun sebaliknya, serangan ransomware yang mengunci data pelanggan sebuah perusahaan dan mengancam untuk membocorkannya kecuali perusahaan tersebut membayar tebusan adalah data breach. Pencurian fisik hard drive, USB flash drive, atau bahkan file kertas yang berisi informasi sensitif juga termasuk kategori data breach.  

 

 

Bagaimana Perkembangan dan Dampak Data Breach Saat Ini? 

Data breach harus ditangani dengan serius melihat dampak yang dihasilkannya. Menurut laporan IBM Cost of a Data Breach 2023, rata-rata biaya global untuk mengatasi kebocoran data mencapai USD 4,45 juta, menunjukkan bahwa masalah ini semakin serius. 

Konsekuensi kebocoran data cenderung lebih parah pada bisnis dengan regulasi ketat seperti kesehatan, keuangan, dan sektor publik. Di sektor ini, denda dan hukuman berat dapat menambah besar biaya yang dikeluarkan. Sebagai contoh, laporan IBM menyebutkan bahwa biaya rata-rata untuk mengatasi kebocoran data di bidang kesehatan mencapai USD 10,93 juta, dua kali lipat dari rata-rata biaya keseluruhan. 

Laporan IBM juga mencatat tiga faktor utama yang menyebabkan tingginya biaya akibat data breach yaitu penurunan pendapatan bisnis, biaya deteksi dan penanganan, dan tindakan pasca-kebocoran seperti denda dan biaya penyelesaian hukum. Singkatnya, dampak data breach tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga mencakup reputasi bisnis dan kepercayaan pelanggan.  

 

Apa Saja Penyebab Terjadinya Data Breach?

apa saja penyebab data breach

Pelanggaran data dapat terjadi karena berbagai metode serangan yang digunakan oleh aktor jahat. Beberapa penyebab paling umum meliputi. 

Malware 

Software berbahaya ini dapat diunduh tanpa disadari oleh pengguna, memberi akses kepada hacker untuk mengeksploitasi sistem yang terinfeksi serta sistem yang terhubung. Malware sering digunakan untuk mencuri data demi keuntungan finansial. Terdapat beberapa jenis malware seperti virus, keylogger, Trojan, worm, rootkit, ransomware, dan spyware. 

Kredensial yang Dicuri

Kredensial yang dicuri atau terkompromi merupakan vektor serangan awal kedua yang paling umum dalam insiden data breachHacker dapat mencuri kredensial melalui serangan brute force, membeli kredensial di dark web, atau dengan trik rekayasa sosial. 

Social Engineering Attacks

Merupakan manipulasi psikologis kepada orang lain untuk secara tidak sadar mengkompromikan keamanan informasi mereka sendiri. Jenis serangan yang paling umum dalam kategori ini adalah phising, melalui email, pesan teks, konten media sosial, atau situs web palsu untuk menipu pengguna agar membagikan kredensial atau mengunduh malware. 

Kerentanan Sistem

Hacker bisa mendapatkan akses ke jaringan target dengan mengeksploitasi kelemahan di situs web, OS, endpoint, API, dan software umum, hingga jaringan penyedia layanan atau vendor perusahaan untuk mencuri data. 

SQL injection

Metode ini memanfaatkan kelemahan database SQL dari situs web yang tidak aman. Hacker memasukkan kode berbahaya ke search bar dan login Windows, untuk membuka data pribadi yang tersimpan di database 

Human Error dan IT Failures

Human error seperti sistem yang salah konfigurasi dapat memungkinkan pihak yang tidak berwenang mengakses data. Data bisa terekspos jika disimpan di lokasi yang tidak aman, perangkat dengan informasi sensitif hilang, atau pemberian hak akses jaringan yang berlebihan.  

 

Ransomware, Salah Satu Malware Penyebab Data Breach

Di sisi lain, ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data pengguna dan menuntut tebusan untuk membuka kembali akses ke data tersebut. Tidak hanya itu, beberapa varian ransomware juga mencuri informasi sensitif sebelum mengenkripsinya. 

Jika ransomware mencuri data sebelum mengenkripsinya, hal ini dapat menyebabkan data breach, di mana informasi pribadi atau rahasia diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Bahkan jika pelaku ransomware tidak mencuri data, dampak operasional dan finansial akibat data yang tidak dapat diakses tetap sangat merugikan.  

Selain itu, perusahaan yang terkena ransomware seringkali terpaksa harus membayar tebusan untuk mendapatkan data mereka kembali. Namun, tidak ada jaminan pelaku akan memberikan akses penuh setelah pembayaran. Dalam skenario terburuk, perusahaan bisa tetap mengalami kebocoran data meskipun sudah membayar tebusan. 

 

Bagaimana Perkembangan Ransomware Saat Ini?

Ransomware merupakan jenis malware yang tidak bisa dianggap remeh. Serangan ransomware kini mencakup taktik pencurian (double-extortion) dan pengancaman penyebaran data (triple-extortion), yang membuat ancaman semakin serius meski data telah di-backup atau tebusan awal dibayar. 

Berdasarkan laporan IBM, pada 2023, 20 persen serangan siber global merupakan ransomware. Serangan ini juga sangat cepat, peretas hanya butuh empat hari untuk menyebarkan ransomware setelah masuk ke jaringan, memberikan sedikit waktu bagi bisnis untuk mendeteksi dan mencegah serangan. 

Selain itu, tebusan yang diminta bisa mencapai jutaan dolar, namun kerugian total akibat ransomware lebih besar. Rata-rata kerugian mencapai US$5,13 juta, belum termasuk tebusan. Di Indonesia, Pusat Data Nasional (PDN) juga sempat mengalami serangan ransomware, mengakibatkan gangguan pada berbagai layanan pemerintah dan permintaan tebusan sekitar US$ 8 Juta atau sekitar Rp131 miliar. 

 

Apa Saja Tahapan Serangan Ransomware?

Serangan ransomware biasanya terjadi dalam beberapa tahapan antara lain: 

  • Akses Awal: Penyerang masuk melalui phishing, eksploitasi kerentanan, atau protokol akses jarak jauh yang rentan seperti RDP 
  • Pasca-eksploitasi: Penyerang menggunakan remote access (RAT) atau malware lain untuk memperkuat posisi di sistem target 
  • Pemahaman dan Ekspansi: Penyerang memahami local system dan bergerak secara lateral untuk mengakses sistem dan domain lain 
  • Pengumpulan dan Ekstraksi Data: Penyerang mengidentifikasi dan mencuri data penting seperti kredensial login dan informasi pribadi 
  • Penyebaran dan Pengiriman Pesan Tebusan: Ransomware mulai mengenkripsi file, menonaktifkan fitur pemulihan, dan menghapus backup, kemudian mengirim pesan tebusan dengan instruksi pembayaran untuk mendapatkan kunci dekripsi. 

 

Bagaimana Cara Mencegah Data Breach dan Ransomware?

6 cara mencegah data breach dan ransomware

Setelah memahami penyebab terjadinya data breach dan ransomware, penting bagi bisnis untuk melakukan pencegahan sejak dini. Terdapat enam cara yang bisa dilakukan, antara lain. 

1. Backup Data Teratur

Backup data penting dan sistem secara rutin. Idealnya simpan di perangkat yang koneksinya bisa dicopot dari jaringan saat terjadi serangan ransomware, seperti hard drive eksternal. 

2. Pakai Autentikasi Berlapis (MFA)

Gunakan password management, autentikasi multi-faktor (MFA), single sign-on (SSO) dan kontrol akses identitas lainnya untuk mengamankan akun dan kredensial. 

3. Perbarui Software

Selalu perbarui software, termasuk firewall, anti-virus, dan anti-spyware untuk menutup celah keamanan, melindungi bisnis dari kebocoran data. 

4. Gunakan URL Aman

Pastikan website yang dikunjungi menggunakan koneksi HTTPS yang aman. 

5. Pelatihan Karyawan

Berikan edukasi dan pelatihan kepada karyawan untuk mengenali dan menghindari serangan phishing. Ajarkan juga penanganan data yang benar untuk mencegah kebocoran data tidak disengaja. 

6. Buat Respons Plan

Buat incident response plan untuk mendeteksi, mengisolasi, dan menghentikan serangan siber. Bisnis dengan rencana teruji dan tim khusus bisa mengurangi waktu penanganan kebocoran data lebih cepat. 

 

Baca Juga: 6 Trik Mencegah Risiko Keamanan Aplikasi, Mana yang Sudah Anda Terapkan? 

 

Pastikan Keamanan Bisnis Anda dengan Solusi Data Protection Tepercaya dari CTI Group

Dengan semakin masif dan kompleksnya serangan siber yang dapat mengakibatkan kebocoran data, penting bagi bisnis untuk memahami risiko ini secara mendalam. Bisnis perlu menerapkan strategi pencegahan dengan mengikuti langkah-langkah yang telah disebutkan dan menggunakan solusi perlindungan data yang terbukti efektif. 

Sebagai perusahaan terkemuka dengan pengalaman bertahun-tahun di industri IT, CTI Group siap membantu melindungi dan memastikan keamanan bisnis Anda dari serangan siber dengan berbagai solusi data protection yang telah teruji. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami melalui tautan berikut. 

Penulis: Wilsa Azmalia Putri – Content Writer CTI Group 

Share On :

Terima kasih telah berlangganan newsletter kami

Anda akan menerima informasi terbaru dari perusahaan kami