Di era digital, kebutuhan akan keamanan aplikasi sangat krusial di tengah kemudahan penggunaan aplikasi yang semakin canggih dan dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Kemudahan ini tentu membawa manfaat besar, namun juga menyimpan ancaman serius, terutama bagi dunia bisnis. Tak jarang, perusahaan menghadapi ancaman seperti serangan siber dan kebocoran data yang semakin kompleks.
Tanpa sistem keamanan aplikasi yang memadai, peretas bisa dengan mudah menemukan celah dan kerentanan pada aplikasi Anda, memungkinkan pencurian informasi penting yang bisa dimanfaatkan untuk keuntungan mereka sendiri.
Ingin tahu langkah-langkah apa saja yang bisa Anda terapkan untuk menghindari risiko keamanan aplikasi? Simak selengkapnya dalam artikel ini.
Apa yang Dimaksud Keamanan Aplikasi?
Keamanan aplikasi atau application security adalah pendekatan untuk melindungi aplikasi dari ancaman luar melalui software, hardware, dan prosedural. Dengan semakin banyaknya aplikasi yang diakses secara online, risiko ancaman meningkat, sehingga memerlukan sistem keamanan yang solid untuk mencegah eksploitasi seperti akses ilegal, pencurian, modifikasi, dan penghapusan data penting.
Pentingnya Keamanan Aplikasi untuk Bisnis
Kerentanan keamanan aplikasi di Indonesia dan di seluruh dunia terus meningkat seiring dengan canggihnya metode serangan. Laporan Cloudfare untuk Q2 2023 menunjukkan bahwa serangan aplikasi sering kali terjadi lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan langkah mitigasi.
Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) adalah yang paling umum terhadap aplikasi web. Pada Q1 2024, Cloudflare menangani 4,5 juta serangan DDoS unik, menunjukkan bahwa ancaman ini masih sangat signifikan.
Alasan lain mengapa application security perlu lebih diperhatikan adalah ketergantungan pada aplikasi. Perusahaan di seluruh sektor kini sangat bergantung pada aplikasi, yang menjadikannya sebagai target serangan attacker. Selain itu, sisi developer aplikasi juga tak menguntungkan, mereka sering kali menghadapi tekanan untuk berinovasi dengan cepat, yang dapat mengorbankan aspek keamanan.
Munculnya berbagai software baru tidak selamanya menguntungkan. Aplikasi baru sering kali terlalu kompleks untuk diuji dengan sistem keamanan aplikasi tradisional, yang bisa menyebabkan hambatan dalam pipeline pengembangan dan meningkatkan kerentanan keamanan aplikasi. Untuk itu, diperlukan penerapan sistem application security yang andal, komprehensif, dan efektif.
10 Macam Ancaman Keamanan Aplikasi
Berikut adalah sepuluh jenis ancaman keamanan aplikasi yang umum dan dampaknya.
1. Akses Tidak Sah
Akses ilegal terjadi ketika user tidak berwenang masuk ke sistem, aplikasi, atau data Anda. Ini bisa terjadi karena eksploitasi kerentanan keamanan atau pencurian kredensial. Setelah akses diperoleh, peretas dapat mencuri informasi login dan merusak sistem. Ancaman ini merupakan salah satu ancaman yang paling sering terjadi dan bisa disebabkan oleh serangan lainnya.
2. Kebocoran Data
Data penting perusahaan seperti informasi pelanggan, keuangan, dan rahasia dagang bisa terekspos akibat kesalahan konfigurasi sistem, serangan siber, atau human error. Pihak internal juga bisa menyebabkan kebocoran data, baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Kebocoran data ini dapat merugikan perusahaan secara finansial, merusak reputasi, dan menimbulkan masalah hukum. Mengingat kebocoran data adalah ancaman yang umum terjadi, sangat penting untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan untuk menghindari risiko ini.
3. Malware dan Virus
Malware dan virus adalah program yang didesain untuk merusak atau mengganggu sistem komputer. Malware bisa berupa Trojan, ransomware, spyware, dan adware, sedangkan virus bisanya menyebar dengan menempelkan diri ke program atau file. Keduanya dapat menyebabkan kerusakan data dan gangguan pada operasional bisnis. Salah satu kejadian malware yang baru-baru ini terjadi adalah serangan Pusat Data Nasional (PDN)S di Indonesia.
4. Serangan DDoS
Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) adalah ancaman aplikasi selanjutnya. Serangan ini dapat membanjiri jaringan dengan traffic yang tinggi. Saat layanan menjadi tidak tersedia, server menjadi overload dan akhirnya crash. DDoS dapat dipicu oleh motif finansial atau politik.
5. Ancaman dari Dalam
Tidak cuma dari luar, ancaman juga bisa berasal dari internal perusahaan, seperti dari karyawan, mantan karyawan, hingga partner bisnis Anda. Mereka mungkin memiliki akses ke sistem dan perusahaan, dan mengakibatkan hal merugikan seperti pencurian data baik secara sengaja atau tidak. Masalahnya, ancaman ini sering kali lebih sulit dideteksi. Untuk menghindarinya, Anda dapat membatasi akses atau izin ke informasi penting.
6. SQL Injection
Serangan yang dilancarkan ketika attacker menginjeksi kode berbahaya ke dalam database aplikasi melalui kolom input-nya user. Ada berbagai dampak yang mungkin muncul dari kejadian ini, contohnya hacker mampu memeroleh akses ke data senstif seperti password, data pribadi, sampai informasi keuangan. Selain itu, hacker juga bisa memanipulasi atau menghapus data.
Langkah mitigasi untuk SQL injection adalah dengan validasi user input, gunakan output encoding, dan gunakan prepared statements, parameterized queries, dan stored procedures dibanding dynamic SQL.
7. Cross-Site Scripting (XSS)
Attacker dapat memasukkan kode atau script berbahaya ke dalam sebuah website. Ketika dieksekusi oleh website tersebut, attacker bisa melancarkan tujuannya seperti mencuri data. Ada dua jenis XSS, yaitu reflektif dan stored. Reflektif terjadi saat injeksi kode berbahaya langsung dieksekusi website, sedangkan stored terjadi saat kode disimpan terlebih dulu dan dieksekusi nanti.
Anda bisa menggunakan framework web modern untuk melindungi praktik coding ini.
8. Serangan Phishing
Phishing terjadi saat attacker berpura-pura menjadi pihak berwenang untuk mengelabui korban, umumnya melalui email dan website palsu. Ketika mengklik informasi yang disediakan di sana, sistem menginstal malware secara otomatis, sehingga peretas bisa dengan mudah mencuri data Anda.
Serangan phishing di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data dari SOCRadar, hampir 20 ribu serangan phishing terdeteksi di Indonesia sejak awal 2021, menunjukkan peningkatan 38 persen dibanding 2020. Phishing banyak menargetkan industri digital seperti e-commerce, fintech, dan layanan cloud.
9. Serangan Man-in-the-Middle
Seperti namanya, Man-in-the-Middle (MitM) muncul di antara komunikasi dua pihak, sebagai third party. Pihak ketiga atau hacker ini bisa mengubah komunikasi tersebut. Akibatnya, data Anda bisa disadap. Biasanya, serangan ini terjadi pada unsecured network seperti WiFi umum. Maka itu, Anda sebaiknya tidak mengakses informasi sensitif menggunakan layanan WiFi yang disediakan secara bebas.
10. Serangan Zero-Day
Serangan zero-day mengeksploitasi kerentanan software yang tidak diketahui. Penyerang menggunakan kerentanan ini untuk menyerang sebelum developer dapat memperbaikinya. Risiko zero-day tinggi karena tidak ada mitigasi yang tersedia, dan target sering kali tidak siap. Anda bisa menerapkan Threat Intelligence untuk mendeteksi potensi ancaman ini.
6 Langkah Melindungi Aplikasi dari Risiko
Untuk mencegah risiko dari ancaman-ancaman di atas, ada beberapa langkah proaktif yang bisa Anda terapkan. Berikut adalah enam langkah efektif dalam melindungi aplikasi.
1. Ajarkan Protokol Keamanan yang Memadai pada Karyawan
Edukasi karyawan adalah langkah krusial untuk menciptakan budaya security dalam perusahaan. Oleh karena itu, karyawan harus dilatih mengenali berbagai jenis ancaman, menggunakan strong password, verifikasi berlapis, dan memahami pentingnya kerahasiaan data.
Tidak jarang, kebocoran data terjadi karena human error dari internal perusahaan. Adanya training berkala bisa meminimalisir risiko tersebut.
2. Gunakan Pendekatan Keamanan Berlapis
Anda bisa menggunakan multi-faceted approach dengan gabungan berbagai sistem keamanan, seperti firewall, intrusion detection system, enkripsi data, dan multi-factor authentication. Pendekatan ini mampu menciptakan multi-layered security pada aplikasi. Jika salah satu lapisan gagal, maka Anda masih memiliki lapisan keamanan lainnya. Maka itu, pendekatan ini bisa menciptakan sistem pertahanan yang lebih kokoh dan sulit dipenetrasi.
3. Uji Aplikasi secara Menyeluruh
Pengujian aplikasi secara menyeluruh dilakukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan sebelum aplikasi digunakan. Proses ini dapat meningkatkan kualitas dan keamanan selama pengembangan aplikasi. Langkah pengujian mencakup pen testing, analisis kode sumber, dan pengujian keamanan otomatis. Jika dilakukan rutin, aplikasi bisa terjaga keamanannya, meski tanpa upgrade atau perubahan kode.
4. Instal Sistem Keamanan yang Memadai
Menginstal sistem keamanan yang memadai seperti firewall, antivirus, dan tools untuk memonitor network adalah langkah dasar untuk melindungi infrastruktur IT. Sistem keamanan ini membantu mendeteksi dan mencegah ancaman sebelum mereka dapat menyebabkan kerusakan. Anda juga perlu memastikan sistem keamanan dikonfigurasi dengan tepat dan di-upgrade secara berkala. Langkah ini dapat menjamin perlindungan berkelanjutan.
5. Pilih Vendor Terpercaya
Pilih vendor penyedia hardware dan software terpercaya, misalnya cloud provider tersertifikasi. Misalnya, Anda bisa memilih provider yang memang khusus menangani ancaman keamanan secara spesifik atau ancaman secara menyeluruh. Dengan memilih vendor yang tepat, Anda bisa mengurangi risiko kerentanan. Pastikan juga untuk memverifikasi dan memantau integritas komponen yang digunakan.
6. Rutin Perbarui Sistem
Langkah terakhir setelah menerapkan sistem keamanan adalah rutin memperbaruinya. Pastikan sistem selalu diperbarui dengan patch dan update terbaru. Umumnya, update ini menyediakan layanan proteksi terbaru untuk mengatasi kompleksitas serangan. Ketika menemukan kerentanan, sistem baru dapat mencegah eksploitasi dengan lebih efektif.
Baca Juga: Antisipasi 5 Tren Keamanan Siber Ini di 2024
Lindungi Bisnis dari Risiko Keamanan dengan CTI Group
Sebagai perusahaan terkemuka di industri IT, CTI Group siap membantu Anda melindungi dan menjamin keamanan bisnis dari kerentanan pada sistem keamanan aplikasi Anda. CTI Group menyediakan berbagai solusi komprehensif dan tepercaya untuk web application security dan solusi keamanan lainnya. Segera konsultasikan kebutuhan bisnis Anda dengan tim IT profesional kami dengan meng-klik link ini.
Penulis: Anggita Olivia Herman – Content Writer CTI Group