Popularitas cloud computing ternyata masih belum sejalan dengan jumlah adopsi di kalangan bisnis dan organisasi di Indonesia. Hal itu sejalan dengan hasil temuan Fasilkom UI, BSSN, dan ACCI yang mencatat baru 67,7% sektor publik di Indonesia mengadopsi cloud computing.
Dalam riset berjudul “Tantangan Terkini Transformasi Digital Sektor Publik di Indonesia”, terungkap ada sejumlah faktor yang menghambat adopsi cloud di Indonesia. Riset yang dipublikasikan pada Februari 2022 lalu itu membeberkan adanya sejumlah tantangan, faktor penghambat, dan pendukung percepatan transformasi digital di Tanah Air.
Lantas, apa saja faktor-faktor yang turut memengaruhi adopsi cloud computing di Indonesia? Cek selengkapnya dalam artikel berikut.
Apa Saja Tantangan Adopsi Cloud di Indonesia?
Riset yang melibatkan 31 responden dari berbagai instansi di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara itu menemukan ada enam tantangan yang terindentifikasi dalam upaya adopsi cloud computing di Indonesia. Berikut keenam tantangan tersebut.
1. Kuantitas dan Kualitas SDM Kurang
Minimnya kuantitas dan SDM yang berkualitas di perusahaan dan instansi merupakan tantangan yang paling menonjol. Data demografi dalam studi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan dan instansi memiliki tim IT yang relatif kecil untuk melakukan pengembangan, operasional, dan pemeliharaan rutin cloud.
2. Regulasi dan Kebijakan Pendukung
Sejumlah regulasi dan kebijakan di Indonesia dianggap tumpang tindih di beberapa bisnis dan instansi sehingga dapat memicu miskoordinasi dalam proses pelaksanaan. Belum ada aturan jelas untuk beberapa aspek penting seperti perlindungan data dan privasi, implementasi cloud computing, dan pengelolaan data.
3. Keamanan Data dan Perlindungan Privasi
Kasus pembobolan data yang menimpa situs pemerintah dan perusahaan lokal memicu perhatian terkait aspek keamanan data dan perlindungan privasi di Indonesia. Untuk itu, diperlukan arsitektur sistem andal dan personel berkompeten demi mencegah dan mengkaji risiko yang mungkin terjadi.
4. Infrastruktur IT
Institusi dan perusahaan masih belum menggunakan sistem tradisional dan belum mengadopsi cloud untuk mengotomatiskan manajemen infrastruktur IT.
5. Integrasi Sistem dan Layanan
Sebagian besar sistem IT dan layanan instansi pemerintah dikembangkan secara terpisah sehingga menyulitkan integrasi. Diperlukan solusi lebih lanjut untuk mengimplementasikan solusi IT yang terintegrasi.
6. Resistensi Organisasi
Resistensi organisasi mengacu pada perubahan yang membutuhkan adaptasi dari semua pemangku kepentingan. Anggota perusahaan atau instansi mungkin melakukan penolakan atau perlawanan, terutama kalangan senior yang enggan mempelajari sistem atau teknologi baru. Karenanya, dibutuhkan peran kepemimpinan yang kuat dan pelatihan untuk meminimalkan adanya penolakan. Selain itu, ada beberapa faktor yang turut menjadi penghambat dalam meningkatkan adopsi cloud di Indonesia.
Baca Juga: Kiat-Kiat yang Perlu Diketahui Bisnis dalam Antisipasi Tren Hybrid Working
5 Faktor Penghambat Adopsi Cloud Computing
Selain faktor pendukung peningkatan adopsi cloud computing, tentu muncul faktor penghambat hal tersebut di Indonesia. Berikut lima faktor penghambat yang menjadi penyebab lambatnya adopsi cloud.
1. Akses dan Kontrol Data
Adanya kekhawatiran akses dan kontrol data terkait karena ketakutan hingga kesulitan untuk mengakses dan mengendalikan data yang tersimpan merupakan salah satu faktor penghambat adopsi cloud. Padahal, cloud justru memudahkan akses dan pengelolaan data yang dibutuhkan kapan pun secara mandiri.
2. Isu Keamanan dan Privasi
Privasi dan keamanan cloud menjadi faktor sangat penting, tetapi tingkat pengetahuan dan kesadaran terhadap dua hal ini masih rendah. Hal itu yang memicu keraguan saat mengadopsi cloud.
3. Pengetahuan SDM dan Kompetensi Kurang Memadai
Keterbatasan jumlah personel IT tak sebanding dengan jumlah pengguna yang harus dilayani. Diperlukan sosialisasi dan bimbingan untuk menumbuhkan kesadaran penggunaan dan pemanfaatan cloud untuk mengatasi masalah itu.
4. Kesulitan Integrasi Cloud dengan Sistem Lain
Integrasi antara satu sistem dengan lainnya harus berjalan lancar dan tanpa hambatan.
5. Keandalan dan Performa Cloud Kurang
Reliabilitas dan keandalan layanan cloud dapat menghambat adopsi cloud computing terutama dalam kondisi tertentu, seperti di era pandemi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Ciptakan Bisnis Cutomer-Centric dengan Connected Enterprise?
Apa Saja Faktor Pendorong Peningkatan Adopsi Cloud Computing?
Tantangan yang dihadapi saat mendorong adopsi cloud computing tentu membutuhkan solusi. Berikut tujuh faktor pendorong bagi perusahaan dan instansi pemerintah sebagai solusi urgensi adopsi cloud.
1. Kesesuaian Layanan dengan Kebutuhan
Penyedia layanan cloud perlu menghadirkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan instansi untuk memperbesar jumlah adopsi. Setidaknya, ada sembilan karakteristik cloud yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan, antara lain keamanan informasi dan perlindungan privasi, responsivitas layanan bantuan, kemudahan integrasi, performa yang andal, implementasi mudah, skalabilitas, standar dan sertifikasi, lokasi server, dan fasilitas uji coba.
2. Inovasi Instansi dan Perusahaan
Perusahaan dan instansi yang memiliki tim cukup matang dan mengikuti perkembangan IT memiliki awareness dan persepsi positif mengenai cloud. Adopsi cloud diyakini mampu mengakselerasi inovasi digital.
3. Persepsi Manfaat
Persepsi mengenai faktor dorongan untuk berinovasi dan manfaat cloud, termasuk kemudahan mengelola infrastruktur, waktu lebih banyak untuk berinovasi, penghematan pengeluaran, keamanan informasi, dan perlindungan privasi yang perlu disadari oleh perusahaan.
4. Jumlah Pengguna Layanan IT
Cloud dapat menjadi solusi untuk memberikan layanan yang andal bagi perusahaan dan instansi pemerintah dengan banyak user dalam satu waktu. Semakin banyak pengguna yang menggunakan layanan publik, cloud dapat menjadi solusi infrastruktur yang diandalkan karena fleksibilitas dan efisiensinya.
5. Dukungan Pimpinan
Pimpinan memiliki peran penting untuk mendorong adopsi cloud computing dalam menginstruksikan secara spesifik hingga ke level pemilihan brand provider.
6. Kebijakan dan Regulasi
Sektor publik secara efektif dipengaruhi oleh kebijakan yang bersifat top-down dengan memperhatikan poin regulasi. Saat mengadopsi cloud pastikan adanya kesesuaian dan kepatuhan yang berlaku di perusahaan dan instansi publik dengan kebijakan pemerintah.
7. Pengaruh Sosial Antar Instansi dan Perusahaan
Adopsi cloud dapat dilakukan melalui replikasi inovasi dengan studi banding antar instansi atau perusahaan serupa. Hal itu dapat memberikan implikasi dalam agar provider cloud fokus pada penetrasi awal sebagai rujukan inovasi IT.
Saatnya Tingkatkan Adopsi Cloud Computing Bersama CTI Group
Saatnya dorong peningkatan adopsi cloud computing di instansi pemerintah dan perusahaan di Indonesia yang sejalan dengan goals organisasi Anda. CTI Group hadir sebagai penyedia solusi IT, salah satunya cloud computing yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan instansi anda.
CTI Group dengan 13 subsidiari, didukung oleh lebih dari 100 brand IT terkemuka global akan membantu Anda mengadopsi cloud computing. Didukung oleh lebih dari 250 engineer berpengalaman dan tersertifikasi, CTI Group siap membantu Anda mengimplementasikan solusi IT agar optimal selama 24/7. Untuk informasi lebih lanjut mengenai solusi cloud computing dari CTI Group, hubungi marketing@computradetech.com.
Author: Ervina Anggraini
Content Writer CTI Group